Saturday, April 16, 2011

Antara Ed Wood & Sutradara Lokal Dengan Label Vividsm

Membaca thread Yang Suka nonton FILM JELEK masuk SINI ! di kaskus ini ibarat membaca sesuatu yg menjadi guilty pleasure yang sangat2 murni. Kocak. Well, saya sendiri tidak banyak membahas mengenai filmnya tetapi lebih ke tokoh siapa yang ada dibalik itu.

Fenomena film vividsm (istilah yg diberikan user kepada user vivid95 karena kecintaannya akan film jelek) seperti ini kalau saya tilik dari sejarah perjalanan film dunia, ada satu titik fenomena serupa sudah pernah muncul di belahan bumi barat yaitu Amerika. Ketika saat itu ada seorang sutradara favorit saya yg flamboyan dan eksentrik di era 50'an yg membuat film super jelek, namun ia tetap cuek aja dengan masukan dari luar, yang penting tidak menutup kreatifitasnya untuk berkarya. Orang itu tidak lain adalah Edward D. Wood, Jr. yg biasa dipanggil Ed Wood.

Edward D. Wood, Jr.

Ed Wood saat itu banyak dihujat oleh para kritikus2 film serta khalayak umum dan mengatakan bahwa film2nya sampah. Namun para penggemar film saat itu ada cara sendiri untuk menikmati film2 tersebut dan menjadikan film2 karya Ed Wood menjadi film cult. Hal ini juga sama seperti apa yang terjadi di Indonesia, dengan sutradara2 semacam Nayato, produser KKD, dsb ... Bagi banyak orang yang benar2 suka sama film berkualitas mengatakan bahwa film jenis ini "is not my cup of tea" dan itu benar. Tetapi penggemar yg sudah melabeli sutradara itu sebagai sutradara film cult pasti akan berkata berbeda dan ada cara sendiri untuk menikmati film jenis ini.

Antara Ed Wood dengan sutradara Indo dgn label vividsm hampir tidak ada bedanya. Dan banyak persamaan-persamaan di antara mereka, berikut ini persamaan mereka yg saya tahu :

1. Tidak peduli komentar orang serta memiliki kepercayaan diri yg tinggi.

Hell yeah, itu yang bisa saya katakan mengenai mereka. Meski film itu dicecara disana kemari, tapi tetap aja cuek bebek bikin film seenaknya sendiri tanpa ada yg membatasi. Kualitas ... nomer sekianlah !!

2. Membuat HYBRID GENRE

Apa itu Hybrid Genre? Maksudnya adalah menyampur dua genre yang berbeda dan mengemasnya dalam satu film. Saya ambil contoh film masterpiece Ed Wood yg super juelek "Plan 9 From Outer Space" (P9FOS) di film ini Ed Wood mencoba membuat film yang bakalan disukai 2 basis penggemar yang berbeda. Dalam hal ini adalah HORROR & FIKSI ILMIAH. Yah, di dalam film P9FOS ... Ed Wood meramu film itu menjadi film ganjil dimana kesan Horror dari zombie, vampire, dsb ... dimentahkan dengan kedatangan alien ke bumi dan menerror kota. Meski dikemudian hari banyak Hybrid Genre yg benar2 berkualitas bagus.

Hybrid Genre ala Ed Wood ini kemudian menjadi fenomena dan akhirnya semua orang setuju melabeli film ini menjadi film terjelek sepanjang sejarah untuk konsumsi film mainstream yg akhirnya melabeli Ed Wood sebagai sutradara terjelek sepanjang sejarah dan dilabeli sebagai sutradara CULT serta berpengaruh.

Nah, saya tidak tahu entah ngefans atau tidak. Sutradara dengan label Vividsm ... juga mengadopsi gaya Ed Wood yaitu membuat film jenis begini. Hal ini dicoba dengan mencampur film HORROR & DRAMA SOFTCORE ... Genre ini jadi bahan perbincangan dan akhirnya banyak yang menentang jenis film seperti ini. Namun, penggemar cult film ini berkata lain karena sudah benar2 menikmati film ini dengan cara berbeda dan hampir sama seperti yg dilakukan para penggemar film Ed Wood di masa lalu.

3. Semakin kesini, Semakin porno

Tidak bisa dipungkiri. Film karya sutradara dengan label vividsm melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Ed Wood terlebih dahulu di masa lalu. Ketika saat ini banyak orang resah dengan film horror yg sudah bukan horror lagi ketika ditambahan konten yang berbau softcore. Ed Wood sudah pernah melakukannya terlebih dahulu.

Pada saat itu, gairah untuk membuat film jelek semakin tak terkendali. Ed Wood yg saat itu juga akhirnya juga gatal membuat film softcore, hasilnya film2 dia paska P9FOS lebih banyak berbau pornografi ringan. Namun semakin kesini, ia semakin nekat dan akhirnya membuat film porno yang benar-benar Hardcore namun tetap bumbu cerita khas dia serta hybrid genre-nya.

Rasa gatal ini rasanya juga menular pada sutradara lokal dengan label vividsm. Dimana banyak wacana serta harap " kenapa tidak bikin film porno saja " ketika booming bintang film porno yang bermain dalam film Horror berbau porno. Kegerahan mengundang bintang film porno ini sebenarnya sebuah guilty pleasure yang tidak tersalurkan ketika dari lubuk hati sudah ingin membuat tetapi tersandung oleh hukum di Indonesia.

Andaikata negara ini bebas, akan ada banyak Ed Wood yg sesungguhnya dari Indonesia.

All Hail to Vividsm

Sunday, April 10, 2011

Plan 9 From Outer Space (1959)

Plan 9 From Outer Space (1959)



Berbekal guilty pleasure yg sangat tinggi, didorong oleh penyajian Tim Burton melalui karyanya yaitu film "Ed Wood" serta dimainkan sangat apik oleh Johny Depp, saya kemudian mencoba masuk ke dalam alam dunia sutradara yang eksentrik ini melalui karya-karyanya. Dan inilah Plan 9 From Outer Space, film pertama dari Ed Wood yg saya tonton sebelum menyukai karyanya yang lain.

Dinobatkan sebagai sutradara terburuk sepanjang masa dan juga film terburuk yang pernah dibuat, Plan 9 From Outer Space sudah menjadi masterpiece dari segala film yang buruk. Namun buruknya kualitas film tersebut bukan lantas menjadi film tersebut tidak layak untuk ditonton, hal itu sangat berbeda ketika sudah masuk dalam ranah film-film cult.

Plan 9 From Outer Space yg awalnya diberi judul Grave Robber From Outer Space ini memiliki konsep yang sangat unik yg diterapkan dalam sebuah film. Berbekal pengetahuan mengenai film-film horror yg menjadi raja pada dekade tersebut, serta film-film Science Fiction yg beredar luas saat itu. Edward D. Wood, Jr berani mencoba membuat film hybrid dari kedua genre tersebut, horror dan fiksi ilmiah. Dari situlah tercipta film ini, yang juga menjadi film terakhir dari Bela Lugosi (seorang icon gothic culture amerika, serta seorang aktor film yg khusus memainkan film-film horror. Sehingga ia disebut "Master of Horror".


Vampira aka Maila Nurmi sebagai vampire

Film ini dibuka dengan serangan terror alien ke bumi. Namun terror mereka tidak seperti film-film fiksi ilmiah lain yang menitik beratkan perlawanan heroik manusia melawan kaum alien. Tetapi terror mereka memiliki maksud akan sebuah rencana lain, rencana nomor 9 dari luar angkasa. Yakni membangkitkan manusia yang sudah meninggal menjadi zombie atau vampire. Sebuah alasan yang tidak logis akan invasi yang dilakukan para alien untuk meneror dan menakut-nakuti manusia lewat para mayat hidup dan vampire yang bergentayangan demi mencapai tujuan mereka.

Keabsurdan cerita, efek, akting, skenario, dan sebagainya. Menobatkan film ini menjadi salah satu film terburuk yang pernah saya tonton. Mengingat di kala itu, spesial efek sudah lumayan bagus yang bisa saya bandingkan dengan film lain yang muncul pada dekade itu. Jadi kualitas film ini jadi mundur beberapa dekade kebelakang. Namun meskipun begitu, Ed Wood sudah masuk dalam jajaran sutradara favorit saya.

Bravo Plan 9

Rating : -10 dari +10