Friday, March 2, 2012

Eye Shadow


Judul
Eye Shadow

Penulis
Keisha Sarang

Penerbit
Laskar Aksara

Tahun Terbit
2011

Tebal
170hal

ISBN
9786029041408

Adakalanya pepatah "Don't Judge A Book By Its Cover" itu benar juga. Karena seringkali kita menemukan sebuah harta karun narasi luar biasa dari buku yang penampilan luarnya tidak menarik mata untuk membaca isinya. Namun adapun kondisi yang berbalik seratus delapan puluh derajat ketika ada sebuah pepatah baru berbunyi "Don't Buy A Book By Its Cover" yang terpaksa harus menelan pil pahit ketika membacanya dan otak menjadi keram serta intelegensi menurun drastis. Jelas hal ini menjadi sebuah petaka, karena banyak waktu terbuang secara percuma untuk hal-hal bodoh yang sekiranya tidak perlu dilanjutkan namun terpaksa pil pahit itu harus ditelan untuk sebuah tantangan.

Dan disini saya bercerita mengenai sebuah buku dengan desain sampul yang lumayan creepy yaitu Eye Shadow karya seorang penulis lokal yang disamarkan namanya yaitu Keisha Sarang. Karena saya yakin, tidak ada orang korea bernama Keisha Sarang yang membuat cerita dengan narasi bodoh seperti ini kecuali seorang ababil (baca ABG Labil) yang menjadi sok korea. Mengapa ababil? Karena keseluruhan penulisan narasi dari awal serta akhir tidak beraturan, maka dari itu saya bisa katakan bahwa cerita ababil dengan karakter utama ababil dengan penulis cerita ababil.

OK, berikut ini sedikit narasi yang terletak di bagian belakang sampul buku ini yang saya pikir cukup bertolak belakang dengan gambar sampul depan buku ini :

Eye Shadow, sebuah novel drama romantis, mengiris tragis tentang cinta yang terkikis. Setiap apa yang kulihat selalu ada bayangannya di mataku. saat aku mengkultuskan cinta, maka, saat itu juga aku terjebak di dalam permainannya (sarangeun apeun-go) cinta itu menyakitkan, meskipun (sarangeun geoseul chiyu hamnida) cinta itu menyembuhkan segalanya sebuah kebodohan telah membuatku kehilangan orang yang sangat kucintai. penyesalan selalu datang di akhir cerita. Setelah aku tahu betapa besar cinta & pengorbanannya untukku jindo, (sarang han dago) aku mencintaimu.

Stop! sampai disitu, karena lebih baik hanya membaca cungkilan itu saja sebelum tersiksa lebih dalam dengan membaca isinya. Karena begitu membaca cungkilan sekilas itu, nampak begitu menarik apalagi bagi orang-orang yang demam halyu wave atau apapun yang berbau-bau korea. Dan disini dengan desain sampul yang menarik namun aneh, mampu memikat orang dengan sihirnya. Sampai akhirnya tangan saya menyambar buku ini di sebuah toko buku untuk sebuah tantangan membaca dan menulis.

Berbicara mengenai isinya, pengarang ababil ini menceritakan seorang foto model papan atas korea bernama Nara yang karakternya cukup ababil bak pelacur yang gampang jatuh cinta dengan banyak pria dengan pandangan pertama. Namun ketika dikecewakan dengan pria-pria tersebut, dia kembali lagi ke pelukan seorang Jindo yang dia benci, tetapi Jindo tetap mencintai dia tanpa menunjukannya secara lebih seperti yang Nara mau. Itu garis besar cerita buku ini. Namun ide seperti itu tidak mampu digarap secara mendalam oleh pengarang sehingga yang terjadi adalah beberapa kebodohan.

Kebodohan pertama adalah karakter labil seorang foto model papan atas.
Kebodohan kedua adalah buku ini seharusnya cerita cinta Nara & Jindo.
Kebodohan ketiga adalah terlalu korea yang menghilangkan narasi cerita.
Kebodohan terakhir yang paling fatal adalah :

" Buku ini nyaris saya anggap sebagai buku petunjuk perjalanan wisata ke korea. Karena lumayan akurat sebagai petunjuk wisata yang menarik di semenanjung korea. Selain itu, buku ini lumayan bagus sebagai info bagi penggemar mobil. Karena dengan membaca buku ini, rasanya saya tidak perlu membeli majalah automobile yang membahas mobil khususnya merek hyundai. Dan juga rasanya, saya tidak perlu lagi membeli buku kesehatan. Karena info tentang kesehatan lumayan dijelaskan disini. Selain itu buku ini lumayan bisa pengganti buku chord yang berisi lirik-lirik lagu berbahasa korea. Dan yang terakhir, anda tidak perlu membeli kamus bahasa korea. Karena disini banyak sekali tulisan huruf korea yang ditulis sekaligus cara bacanya dan artinya. "

Jadi, lebih baik hemat uang anda untuk membeli buku ini jika ingin mencari cerita cinta romantis. Namun jika anda ingin mencari buku tentang perjalanan wisata korea, buku tentang automobile korea, buku kesehatan, buku chord musik lagu korea, serta kamus bahasa korea. Buku ini adalah salah satu rekomandasi terbaik dari saya, karena hanya dengan membeli satu buku ini maka anda bisa menghemat uang anda.

Rating



Wish You Were Here



Judul
Wish You Were Here

Penulis
Leslie Simon

Rilis
2009

Penerbit
HarperCollins

Wish You Were Here ini adalah buku kedua Leslie Simon yang pernah saya baca selain Everybody Hurts yang menceritakan mengenai segala tentang budaya emo. Sedikit berbeda dengan Everybody Hurts yang konsen ke musik dan band pengusung genre tersebut, di buku sekuel Everybody Hurts ini Leslie Simon lebih menjelaskan mengenai awal mula scene musik emo di amerika beserta daerah yang menjadi basisnya.

Sebenarnya segala kerusuhan yang terjadi sekarang ini bermula di Washington DC tahun 1987 lewat sebuah record label yang sudah dikultuskan yaitu Dischord Records dimana Embrace merilis album debutnya yang menjadi pionir musik emo untuk label tersebut. Sedangkan di saat yang sama Ian MacKaye yg menjadi mantan anggota Embrace serta Minor Threat membentuk Fugazi yang menjadi perbincangan saat itu. Ian MacKaye saat itu juga berfilosofi lewat lagu Straight Edge lewat band Minor Threat menjadikan ia sebagai simbol the way of life akan Straight Edge yg cukup booming di Indonesia. Lewat Fugazi, lahirlah sebuah genre musik bernama Post-Hardcore yang menurut sebagaian orang dilabeli Emocore.

Bukan hanya scene musik di Washington DC saja. Leslie juga menjelaskan pergerakan musik di Los Angeles pada tahun 1994, dimana saat itu Weezer merilis album debut mereka yang diberi nama "The Blue Album" oleh para fansnya. Beberapa tahun kemudian tepatnya pada bulan september 1997 ada juga pergerakan juga di Kansas, dimana Doghouse Records merilis album debut Get Up Kids. Kemudian di Seattle pada musim panas 1998 muncul Modest Mouse dan Death Cab For Cutie yang menjadi icon hingga saat ini. Pada musim semi 2000 lahir Dashboard Confessional serta Less Than Jake di Florida. Sementara di Long Island pada bulan Agustus pada tahun yang sama Taking Back Sunday menunjukan kiprahnya.

Setelah itu banyak yang dijelaskan oleh Leslie akan scene musik di The Bay Area, New York, Omaha, Chicago sampai akhirnya di The Twin Cities pada tahun 2004 sebagai titik akhir dari pergerakan ini yang dimana setelah itu banyak bermunculan band-band baru bertajuk emo salah kaprah yang banyak dicela dan dimaki. Band emo salah kaprah inilah yang membentuk sisi negatif dari the real emo itu sendiri sehingga banyak yg melecehkannya.

Di Wish You Were Here, Leslie menjelaskan kepada pembaca pahami akar musik itu sendiri dan jangan sampai anda terjebak oleh tren yang ada sekarang tanpa mengetahui sejarah asal mulanya. Selain itu, buku ini adalah sebuah panduan yang bagus untuk memahami secara mendalam pergerakan musik hardcore serta tabiat scenester-nya di Amerika sampai masuk ke dalam dunia punk rock dengan semangat DIY (Do It Yourself).

Disitulah sejarah terbentuk sampai matinya diceritakan Leslie secara detail serta ilustrasi menarik karya Rob Dobi. Dan akhirnya, buku Wish You Were Here ini adalah sebuah memoar akan sebuah sejarah pergerakan musik the real emo di Amerika.

" death to false emo "

Rating