Saturday, October 22, 2011

Arrington de Dionyso - Malaikat dan Singa | review album


Mendengar nama Arrington De Dionyso, saya jadi ingat ketika setahun yang lalu ada teman di kaskus menawarkan album ini untuk saya coba dengarkan. Karena album Malaikat dan Singa adalah album berbahasa Indonesia yang dinyanyikan oleh orang asing. Saya lupa mengapa saya melewatkan album "Malaikat dan Singa" yang sempat menjadi pembicaraan saat itu. Namun baru beberapa hari ini saya mencoba dan mendengarkan apa itu yang dinamakan Malaikat dan Singa.

Sebuah album experimental dengan unsur free-jazz dan avant-garde yg cukup kental. Dan terlebih lagi album Malaikat dan Singa adalah album berbahasa Indonesia yang dinyanyikan oleh seorang non-pribumi kelahiran Washington Amerika Serikat yang sangat menyukai hal berbau INDONESIA. Namun sangat disayangkan, saya melewatkan konser dia di Jakarta Noise Fest beberapa waktu yang lalu karena terlambat datang sehari.

Well, sebelum membahas lebih dalam review album Malaikat dan Singa. Album ini setelah saya dengarkan pertama kali sangat segmented dan bukan ditujukan untuk khalayak umum yang terbiasa mendengarkan musik dan lagu yang mudah dicerna oleh telinga. Namun jika telinga sudah terbiasa dengan musik "out of the box" dan terbiasa dengan surealisme apa yang dinamakan avant-garde maka album yang penuh dengan cita rasa seni ini memang untuk anda.

Malaikat dan Singa dibuka dengan satu track yang berjudul "Kedalaman Air", saya cukup terkejut mendengarnya ketika Arrington menyanyikan lagu ini yang sangat fasih sekali bahasa Indonesia yang diucapkan. Track ini mampu membuat kepala dan badan ikut bergoyang mengikuti irama beat yang cukup kental disini. Meskipun sangat monoton tetapi track bernuansa rock n roll klasik yg berkolaborasi dengan free-jazz ini cukup epic sebagai pembuka album ini. "Mani Malaikat" sebagai track selanjutnya mulai menampakan jati diri dari musik Arrington de Dionyso yaitu Avant-Garde, dibuka dengan beat musik yang membuat kepala bergoyang dengan lirik yang cukup absurd namun bertransformasi di tengah-tengah menjadi free improvisation dengan surealisme kental yang susah dicerna. Cukup mengejutkan telinga saya, namun justru membuat saya kagum.

"Mencerminkan Mani Malaikat" yang tidak lain adalah sekuel dari track sebelumnya yg lebih menjelaskan dengan detail apa itu "Mani Malaikat" jika bisa dilukiskan ke dalam strukur tangga nada dan musik. Bukan hanya seni tetapi juga mani apalagi mani malaikat yg membuat telinga saya cukup terhibur dibuatnya. Dan itulah ritual yang harus dihadapi yang mencerminkan mani malaikat. Epic, sebagai track avant-garde.

Lanjut ke "Nama Bersembunyi" maka irama nge-beat mulai terdengar lagi yang tetap dipadu free-jazz nyeleneh seperti track "Kedalaman Air". Beat akan semakin menjadi jadi di track selanjutnya yaitu "Mahkota Kotor" dengan lirik yang cukup apik serta suara vokal Arrington. Dan beat akan semakin menggila di track selajutnya yaitu "Mencerminkan Mahkota Kotor". Dan ini adalah versi musikalitas tanpa vokal dengan bumbu seni avant-garde yang cukup kental sekali, track ini yang membuat saya merinding sekaligus takjub sambil berujar, JENIUS!

Ritual yang harus dihadapi selanjutnya adalah trilogi lagu "Rasa Sentuh" didalam "Ruang dan Waktu" yang "Tak Terbatas", disini memperjelas eksistensi siapa itu Arrington de Dionyso dengan Malaikat dan Singanya. Lalu "Cahaya Bahaya" datang menghentak dengan nuansa yang lebih nge-rock, meski dengan sentuhan avant-garde yang kental. Akhirnya kemudian menjadi lembut, dan ritual terakhir di depan Malaikat dan Singa akan segera berakhir. Arrington mengajak saya ikut ritual bersama di dalam klimaks dengan "Tenaga Halusinasi" yang cukup kuat, eargasm tiada tara ketika masuk dalam dunia sureal yang dibawakan Arrington selama dua belas menit. Dan itu adalah penutupan yang sangat tepat yang melukiskan bahwa Malaikat dan Singa akan pergi dari hadapan saya. Dan meninggalkan mani yang sudah tercecer akibat eargasm yang terjadi sebelumnya.

Well, album Malaikat dan Singa karya Arrington de Dionyso adalah sebuah album dengan cita rasa seni sureal yang tinggi. Dan seperti yang saya ungkapkan sebelumnya, album ini tidak cocok untuk pendengar awam karena terdengar aneh bahkan menjadi sampah. Namun bagi penikmat segala bunyi-bunyian dan ekperimental dalam bermusik serta musik sebagai cita rasa seni, maka Malaikat dan Singa ini menjadi satu album yang bagus buat anda.

Artist
Arrington de Dionyso

Album
Malaikat dan Singa

Rilis
2009

Genre
Experimental, Avant-Garde, Free Jazz

Rating

No comments:

Post a Comment